Opium, antara Obat dan Racun
Opium, apiun, atau candu (poppy) adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting.
Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.
Istilah untuk candu yang telah dimasak dan siap untuk dihisap adalah madat. Istilah ini banyak digunakan di kalangan para penggunanya.
Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah. Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti “sabu-sabu” (Metamfetamia).
Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin), disingkat met, dan dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu, adalah obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Dipasarkan untuk kasus parah gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, yang akhirnya disalahgunakan sebagai narkotika. “Crystal meth” adalah bentuk kristal yang dapat dihisap lewat pipa. Metamfetamina pertama dibuat dari efedrina di Jepang pada 1893 oleh Nagai Nagayoshi.
Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan “segitiga emas” perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga merupakan salah satu penghasil terbesar.
Dijaman dahulu kala, opium sering digunakan sebagai obat-obatan, pelengkap acara ritual keagamaan, dan komoditi perdagangan.Efek dari merokok opium kurang lebih sama dengan efek menggunakan morfin atau heroin. Efek ini dapat berlangsung selama 3-6 jam dan dapat mencakup hilangnya rasa sakit dan kecemasan, penurunan kewaspadaan dan merasa santai, pernapasan diperlambat, pandangan terbatas, dan mual.
Ketika disalahgunakan, penggunaan obat hasil pengolahan opium bisa menimbulkan kecanduan. Opium, ketika pertama kali digunakan akan memberikan rasa tenang yang ekstrim, euforia atau rasa kebahagiaan bagi pengguna. Semua kesulitan atau masalah tampaknya hilang dan menjadi hal yang remeh bagi mereka. Tapi ketika efek dari obat tersebut habis, mimpi buruk dan halusinasi akan mungkin terjadi, dan itu adalah titik dimana pengguna membutuhkan lebih banyak opium untuk memenuhi kebutuhan mereka (kecanduan).
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengkonsumsi opium, diantaranya:
- Penggunaan narkotika oleh anggota keluarga dan teman.
- Keluarga miskin asuhan di mana cinta, kehangatan, pujian, dan penerimaan sangat kurang.
- Kurangnya arahan dari keluarga tentang cara-cara yang tepat untuk bergaul dengan orang lain.
- Kemiskinan, kondisi hidup yang buruk, atau isolasi dari orang lain.
- Kegagalan di sekolah.
- Kegagalan untuk mengembangkan kemampuan untuk bergaul dengan teman sebaya.
- Tumbuh di sebuah lingkungan di mana penggunaan narkoba adalah hal yang umum dan diterima secara luas.
- Penggunaan resep medis untuk alasan yang sah. Sebagai contoh, dokter mungkin meresepkan obat kepada individu yang menderita sakit punggung. Sementara obat ini dimaksudkan untuk meringankan rasa sakit, mungkin juga mengandung beberapa efek samping adiktif. Penggunaan obat tersebut dimonitor oleh dokter, tetapi tergantung juga pada pasien apakah ia menggunakan obat sesuai dengan yang diresepkan.
Penyebab Kecanduan
Kecanduan bisa terjadi karena dua alasan, yaitu alasan fisiologis dan psikologis. Pertama, tubuh seseorang bisa menjadi secara biologis tergantung pada sesuatu. Artinya, tubuh mungkin mulai membutuhkan dan berharap bahwa ia akan menerima suatu zat tertentu setiap hari atau setiap jam.
Jika tidak menerima zat itu, tubuh akan merespon dengan menjadi sakit. Ketika ini terjadi, orang itu dikatakan secara fisiologis tergantung pada zat tersebut.Orang juga dapat menjadi kecanduan secara psikologis terhadap zat tertentu. Artinya, zat tersebut membuat mereka merasa bahagia, lebih percaya diri, atau lebih baik dalam beberapa hal.
Dalam rangka memelihara perasaan ini, mereka percaya bahwa mereka harus terus menggunakan zat tersebut yang memberi mereka perasaan ini. Dalam hal ini, seseorang dikatakan secara psikologis tergantung pada zat-zat tersebut. Dalam banyak kasus, kecanduan melibatkan baik aspek fisiologis maupun psikologis.
Kirim Komentar